Ruang Kosong Tanpa Cahaya
Aku sama sekali tak merasa marah. Aku hanya merasa 'apakah benar apa yang selama ini selalu aku bilang bahwa aku ini memang tak berguna?. Pada akhirnya, cahaya itu pergi dan aku mandiri untuk menjawab pertanyaanku sendiri bahwa itu semua benar yang di ucapkan oleh diriku, bahwa aku tak memang tak berguna. Ruang gelap tanpa cahaya, hanya di isi dengan suara - suara efek distortion dan sedikit reverb lah yang aku dengar, itu pada akhirnya yang membantu diriku untuk meyakinkan bahwa memang aku sama sekali tak berguna. Apa gunanya orang yang tak berguna? Tak akan pernah ter anggap. Tak ada pernah juga di anggap istimewa, bahkan ketika mati pun tak akan ada yang peduli.
Apa tugasku disini hanya untuk membuatnya tertawa ketika dia merasa tak baik - baik saja? Lantas, itu tak adil. Siapakah yang akan ada di samping ku ketika aku tak baik - baik saja? Bahkan dirinya pun menolak untuk menemaniku sedetik saja. Hidup ini sangat di penuhi orang - orang pragmatis yang hanya membutuhkannya ketika perasaanya sedang tak baik - baik saja. Ketika merasa baik, apakah orang itu peduli atas peran orang yang tak berguna yang telah membantunya menjadi senang lagi? Semuanya tak ada. Aku pun tertinggal sendiri di ruang tanpa cahaya ini. Ya, sendiri, hanya sendiri.
Cahaya itu mulai pergi, aku tak sempat mengajukan pertanyaan yang seharusnya ia jawab. 'Mengapa dia berlaku seperti itu? Atau memang aku betul seorang yang sama sekali takkan pernah istimewa di hidupnya? Entahlah, mungkin cahaya itu menganggap bahwa aku sudah tahu jawabannya. Semoga saja, aku beranggapan salah jika semua itu terjadi.
Komentar
Posting Komentar