Septia Kekasihku
Pada pukul 12 malam tepat, tak ada lagi suaramu, hanya ada suara angin yang berlalu masuk ke dalam kamarku lewat teknologi buatan manusia. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan ketika aku mataku memilih untuk terjaga dan suaramu mulai padam di raup gelap nya malam yang sangat tak berdosa mengambil suaramu dari telingaku. Tak ada lagi untuk beberapa jam yang akan datang suara indah mu memanggil beruang madu yang tak mempunyai kuasa untuk bergerak. Hanya dengan kuasamu dia bisa bergerak, dan itupun jatuh pula dalam pelukmu, begitupun dengan kelinci yang kau sering bilang jika dia jelek, tapi kau tak bisa lepas. Sama sepertiku. (Mungkin)
Septia (yang akan menjadi) kekasihku.... Malam ini tak ada cahaya dan bentuk bulan yang sinarnya menembus kaca kamarku. Di benakku tersirat 'mungkin ia malu karena kecantikan nya direbut olehmu. Dan aku tak bisa membayangkan itu, karena tak ada fotomu yang lewat notifikasi handphone ku yang membuatku gembira, walaupun itu hanya seumur api yang membakar rambutku untuk aku melihat fotomu. Tapi, aku ingin kau tahu, jika aku merasa beruntung, meskipun tak seberuntung beruang dan kelinci mu itu, yang bisa melihat dan berakhir pada pelukanmu tiap malam, tapi dengan 2 kali pertemuan sehari ini saja bahagiaku selangit. Mungkin saja, Septia (yang akan menjadi) kekasihku mendengar ini bergumam tak percaya. Tapi tak apa, aku masih menunggu mu untuk dapat percaya kepadaku, sampai kapan pun itu.
Septia (yang akan menjadi) kekasihku, rupanya aku terlalu jujur kepadamu atas perasaan ini. Aku pun terlalu jujur atas semua hal yang aku coba sembunyikan dari semua orang, tapi di hadapanmu, aku pun luluh juga. Semuanya aku keluarkan dan aku menyesal. Menyesal karena pada akhirnya mungkin kamu akan malu dengan kamu berkata jika aku menyayangimu. Harusnya, aku rasa kamu hanya sekedar tahu saja jika kamu adalah orang yang paling aku sayang setelah keluargaku saat ini. Mungkin kamu akan kemudian melontarkan pertanyaan mengapa tak ada kata teman yang aku sayang? Baik, mungkin sedikit akan aku beri pelajaran apa itu perbedaan. Apa itu kasih sayang. Apa itu pertemanan. Septia (yang akan menjadi) kekasihku, perbedaan adalah mengutip dari internet yang ada, bahwa itu adalah kualitas keadaan yang tidak sama. Sayang itu pun bisa dibagi menjadi dua, menurutku, ada rasa sayang yang harus diberikan kepada orang yang memang menjadi kebutuhan, dan rasa sayang yang harus diberikan atas dasar kemanusiaan. Menyangkut teman, rasa sayang yang harus diberikan adalah atas dasar manusia. Meskipun kamu akan bertanya juga, 'apakah kamu ga butuh teman? Aku membutuhkannya, tetapi hanya untuk kesenangan dan sekedar mengetahui dan menjalani kehidupan hanya 0,2%. Tetapi beda halnya dengan kasih sayang yang harus diberikan kepadamu, yang aku rasa aku lebih membutuhkan mu karena kamu hanya satu - satunya dan tak akan ada dua. Jika temanku tak ada, aku pun bisa pada akhirnya mencari temanku yang lain. Tetapi untuk mu, kasusnya berbeda. Meskipun kau pun bisa dicari yang lebih baik darimu, tetapi untuk masalah perasaan, itu tak bisa dipaksakan sayang.
Aku pun merasa, seharusnya aku tak terlalu jauh untuk berterus terang padamu. Akhirnya, karena aku terlalu jauh, akupun merasa jika kamu pun terbawa masuk kedalam ku juga. Seperti aku yang mengutarakan jika aku cemburu, sangat jelas dan tak ada filterisasi dalam mengucapkannya. Atas ucapan itu, aku rasa mungkin kamu pun sama ingin mengutarakan keadaan yang sama. (Ini hanya tebakan dan keterlalu percayadiri - an aku saja). Seperti kamu yang bilang jika semisal aku pun akan pergi dan berpaling pada wanita lain di luar sana. Tak akan sayang, sampai jawaban yang kau akan berikan kepadaku itu ada. Akupun mulai mendengar jika kamu tak senang dengan aku yang pernah mengkonsumsi alkohol waktu itu, dan kamu pun mengutarakan jika aku menyentuh benda haram itu kamu tak akan berlaku seperti ini lagi. Kamu pun sering mengutarakan kepadaku jika aku harus a, harus b, harus c. Tapi, itu bukan sebuah suruhan yang menurutku pada akhirnya mengeksploitasi kehidupanku. Aku suka caramu dengan selalu memberikan penawaran kepadaku untuk melakukan hal tersebut.
Septia (yang akan menjadi) kekasihku, semuanya aku utarakan, bukan sebuah penyesalan karena pada akhirnya kamu mengetahui dan mulai merambat masuk ke kehidupanku, bukan. Tapi, dengan itu semua justru membuatku menjadi semakin yakin untuk menunggumu, menjadi semakin matang jika kamu adalah satu untuk kali ini yang harus aku tunggu. Meskipun, tak mudah bagiku untuk menunggu itu, tak mudah bagiku untuk pada akhirnya meyakinkan kamu untuk menjadi kekasihku saja. Tetapi, satu hal saja yang perlu kamu tahu, apapun yang kau katakan kepadaku, akan aku usahakan semampu ku untuk kebahagiaan mu. Itu bukan atas apapun, bukan atas aku orang berada, aku tak punya apa - apa, aku tak bisa selalu membelikan apapun yang kamu mau, tapi aku akan selalu berusaha untuk ada untukmu, menjadi selalu di sampingmu, dan melakukan yang terbaik untukmu atas dasar aku sayang pada mu.
Kekasihku, hanya harapanku saja
BalasHapus